Asemka Round 3
"Asemka? Apaan tuh?"
"Katanya di sana murah-murah souvenirnya."
"Nggak tahu. Cari aja di Pasar Pagi atau Jatinegara."
Eh, itu anak malah nyari di Semarang, kampungnya sendiri.
Kata itu kembali mencuat saat Mbak Ika memamerkan gelang hasil perburuannya di Asemka bersama rombongan ibu-ibunya dalam rangka membeli hadiah tujuh belasan. Sebagai catatan, di Asemka juga dijual mainan anak dan alat tulis yang murah.
"Di sana murah-murah, Dee. Bisa sepertiganya harga toko."
"Masa’ sih?"
Penasaran, saya memutuskan untuk mencari Asemka. Sialnya, pelacakan pertama saya gagal lantaran saya melupakan satu petunjuk penting.
"Di bawah jembatan layang, ada tempat parkir kaya’ sercure parking gitu. Nah, ada gedung di sebelahnya. Ya itu Asemka."
Walah! Saya hanya ingat bagian bawah jembatan layangnya saja. Duh! Makanya saya kok hanya dapat belanjaan spidol papan tulis murah dan hiasan kaligrafi saja. Mana bagian asesorisnya?
Ugh! Akibatnya, keesokan harinya, saya berakhir dengan satu tambahan cap pelupa di jidat saya. Tahu yang lebih bodoh lagi? Lokasi Asemka bisa dilacak pakai google earth yang ada di kompie saya.
Artinya? Coba dari awal saya buka peta dulu!
Dikasih petunjuk baru, saya semakin penasaran. Apalagi rombongan lain yang juga ke Asemka berhasil menemukan Asemka tanpa pakai acara nyasar. Masa saya nggak berhasil menemukan Asemka?
Minggu berikutnya, saya pergi bersama adik saya. Berhasil! Seperti yang dikatakan teman saya, Asemka memang murah banget kalau dibandingkan dengan harga toko!
Berhasil menemukan Asemka membuat saya seperti ketagihan. Minggu kemarin (10/9/06), saya berhasil menyetani Maya dan Mila untuk pergi ke Asemka. Biar deh badan masih sedikit meriang. Yang penting saya bisa puas belanja.
Dan memang saya puas. Puas banget. Saya nggak bosan-bosannya ngeliatin koleksi saya. Bahkan saya jadi ingin merancang dan membuat asesoris sendiri, terutama kalung dan gelang. Katanya sih ada tempat kursusnya. Ada yang tahu?