Cat's Wisdom The Lady Cat
dee. twenty something. single. a wannabe writer who's currently stuck living an editor's life. always have the perfect reason not to write. love lavender, cheese, tiramisu, tea, and cats. thinking of becoming a cheetah in the next life. current cat pet: 0. current dead cat pet: 5
Currently Feeling
Currently Reading
Currently Listening
Currently Watching
Leave Your Mark
Vote For The Cat! Another Cats on the Roof
Fellow Friends
Cat's Scratches Credits Given
Powered By: Blogger
|
Sunday, October 22, 2006 Lebaran Kusendiri....Adakah yang lebih menyedihkan daripada sendirian di waktu lebaran? Oke. Mungkin sama sedihnya dengan waktu gue ditolak TransTV atau waktu kucing gue meninggal atau waktu nyokap gue ngedump anak kucing yang pengen gue angkat. Tapi, tetap saja rasanya beda. Pagi-pagi, gue bangun sendirian. *Padahal biasanya juga sendirian.* Biasanya, saat bangun di saat lebaran, gue selalu mendengar gema takbir yang ampun-ampun deh berisiknya. Belum lagi yang semua orang sibuk nyari sesuatu. Entah mukena, entah sepatu, entah rebutan kamar mandi, pokoknya there's always something to fight for. Tapi di sini, *sigh* nggak ada apapun. Gue kudu menyiapkan segala sesuatunya sendiri dengan pelan-pelan lantaran lantai rumah gue ini dibuat dari kayu yang artinya, kalau nggak pelan-pelan, host mother gue yang tidur di lantai bawah bisa bangun. Dan artinya lagi, kalau si momi ini sampai bangun, dia bakal ngomel. Di Indonesia, biasanya pada saat lebaran semua orang keluar rumah dan saling bersalaman. Lalu bersama-sama, pergi ke lapangan buat sholat ied. Di sini? Boro-boro dengar adzan, orang dapat mesjid buat sholat aja udah bagus. Nggak banyak lho mesjid di Sydney. Beberapa hari ini gue sibuk nyari informasi kapan sholat ied di Sydney. Akhirnya, di detik-detik terakhir gue memutuskan untuk pasrah. Pasrah? Iye. Kalau datang jam 7 ke mesjid ternyata ada sholat Ied ya gue ikut. Kalau nggak ya apa boleh buat. Untungnya, Gusti Allah masih mengizinkan gue ikutan sholat Ied. Mesjid tempat gue sholat itu namanya Mesjid Dee Why, Mesjid yang katanya setahun yang lalu terjadi penangkapan atas orang Indonesia. Bersamanya, ditemukan amunisi. Entah dia mau ngeledakin siapa. Karena ini pula, host mother gue agak khawatir. Mungkin dia takut masih ada ekstremis yang tertinggal. Karena itu juga dia udah wanti-wanti agar jangan ngasih tahu alamat rumah kepada siapapun. Oke deh! Yang sholat di Dee Why ternyata kebanyakan orang Indonesia. Hampir 75%. Gue udah khawatir aja kotbahnya pakai bahasa Indonesia, untungnya nggak. Pakai bahasa Inggris. Karena kebanyakan orang Indonesia, gak heran kalau yang terdengar di mana-mana bahasa Indonesia. Itu juga udah bagus. Kadang-kadang kedengaran bahasa Jawa ama Sunda. Setelah sholat, ada jamuan. Yah, lumayan banget buat makhluk kos-kosan seperti gue yang kudu mengeluarkan $8 setiap kali makan siang. Gue udah ngincer tuh makanan yang bisa dibawa pulang. Sialnya, gue lupa kalau gue tuh ada di tengah-tengah orang Indonesia yang pola pikirnya sama kayak gue! Nggak bisa ngeliat barang nganggur dan gratis! Akhirnya, baru gue tinggal sebentar, gue udah kehabisan! Arg! Alhasil, gue cuma pulang bawa coca-cola kaleng. Huhuhu.... lebaran kok cuma dapat coca-cola satu kaleng..... Omong-omong, gue lupa bayar zakat fitrah. Bokap gue ingat gak ya buat bayarin gue..... ^_^
|