Dari Seorang Ibu di Metromini
Pada awalnya sih biasa saja. Pulang kantor, naik metromini yang alhamdulillah akhirnya dapat tempat duduk, menatap Jakarta di sore hari yang pengap, penuh asap dan mobil dan berharap adzan maghrib sudi datang setengah jam lebih cepat dari jadwal.
Lalu masuklah tokoh utama cerita kali ini. Seorang ibu muda, kurus, berambut pendek dengan anak laki-lakinya. Mereka duduk di bangku depan gue. Segalanya baik-baik saja sampai memasuki daerah macet total. Untuk membuat kondisi semakin parah, metromini di depan gue, membuang semua penumpangnya ke metromini yang gue naiki. Metromini langsung penuh sesak. Keringat mulai keluar, dahaga melonjak seratus kali lipat, pusing mulai melanda dan emosi semakin memuncak.
Mulai deh si anak gelisah. Dia berdiri dan melonjak-lonjak di pangkuan ibunya. Sama sekali merasa nggak nyaman. Nangis sih enggak, tapi gerak gelisah terus. Ibunya mulai kepayahan megangin anaknya yang udah ngebor kayak si Inul. Gerakan inulnya diperparah dengan aksi nyubitin emaknya. Apalagi metromini sama sekali gak gerak.
Kalau gue yang jadi ibunya mungkin udah gak sabaran. Mungkin udah gue gaplok tuh anak.
Tapi ibunya tidak bertindak demikian. Ibunya tenang sekali menghadapi kegelisahan anaknya. Berkali-kali cuma ngomong, "Iya. Sabar ya nak. Sebentar lagi turun. Tuh tuh liat ada bajaj."
Kalau anaknya mukulin lengannya, si ibu cuma berbicara, "Jangan ya, de. Ibu kan sakit dipukul."
Lalu metromini jalan dan situasi mulai tenang. Anaknya gak ribut lagi. Tapi macet kemudian datang lagi dan si anak mulai bertingkah. Nangis kali ini. Sekali lagi ibunya menenangkan anaknya dengan cara yang bikin gue takjub, "Adek bilang dong sama supirnya... Adek..."
Sambil nangis anaknya ngikutin, "Adek..."
"Ingin cepat ketemu ayah. Abang cepat dong."
"I-ingin cepat ketemu ayah. Abang...abang cepat..."
Gue jadi berpikir. Mungkin dulu gue seperti bocah itu kali ya. Seenaknya sendiri dan bikin orang tua susah. Ah seorang ibu memang luar biasa kesabarannya. Gue belajar makna kesabaran hari ini. Semoga bisa sesabar ibu itu kalau sudah jadi ibu-ibu.