Orang Gila Makin Banyak?
Kemarin baru aja ketemu orang 'gila' di metromini waktu pulang ngantor. Dia naik di bawah jembatan Jatinegara, barengan sama gue...
Tapi penampilannya yang nggak ancur-ancur banget bikin gue nggak begitu peduli. Ya maklum, namanya juga naek metromini, bukan naik Limo. Dari awal, gue juga ngerasa ibu ini agak-agak gak beres. Waktu ditagih ongkos, kaya nggak ngeh dan bengong gitu. Untungnya gue nggak sebelahan sama dia.
Pas di sekitar Mal Klender, mendadak gue dengar orang-orang teriak dan nyuruh abangnya ngeberhentiin bis. Otomatis mata gue langsung ke pintu. Dan tahu nggak.... yang gue lihat cuma tangan orang 'gila' itu di bagian bawah pintu bis. Artinya, dia jatuh dari bis yang lagi jalan! Atau lebih pasnya... dia sliding dari bis sampai akhirnya tangannya terlepas!
Orang-orang udah pada panik. Gue yakin abang supirnya juga panik. Kalau ngelindas orang kan urusannya bakal panjang! Gue juga takut dia bakal kelindas bis atau ketabrak mobil di belakang. Abis posisinya itu lho...
Untungnya ada bapak-bapak yang bilang.
"Nggak pa-pa. Orangnya nggak pa-pa. Orang stress! Dia tahu-tahu turun sendiri, kok!"
Ya ampunnn!!!
Ngomong-ngomong tentang orang gila, salah satu lokasi tempat gue sering ketemu orang gila adalah di Stasiun Kereta Api (dan tentu juga di dalam KA). Gue masih inget banget waktu dulu zamannya kuliah sering banget gue ketemu sama orang gila. Orang gila yang gue ingat antara lain:
- Yang 'nyamar' jadi pengemis. Orangnya agak tua. Biasanya suka bawa penuntun, tapi sering juga jadi solo player. Kalo nggak dikasih ngamuk-ngamuk sendiri dan ngatain orang satu kereta.
- Yang tiba-tiba meludah di lantai, jalan cepat-cepat, dan mencaci maki. Pakaiannya ala rockstar gagal.
- Yang nyanyi di stasiun dan diikuti oleh seluruh abang-abang jualan di stasiun. Seingat gue, dia yang pakaiannya paling rapi. Mungkin orang gila baru.
- Orang gila biasa. Tahulah. Rambut gembel, baju nggak jelas. Jenis yang sudah terlalu banyak di Jakarta.