The Case of the Missing Bundel...
Ini bukan cerita yang menyenangkan. Bahkan sebagian besar dari cerita berikut ini adalah air mata dan derita. Tidak ada gadis India yang menari atau lagu dangdut yang diputar. Bila Anda tidak tahan, tolong jangan teruskan membaca.Kisah sedih ini pada awalnya adalah suatu kebahagiaan. Suatu hari, seeekor kucing jantan dewasa berwarna putih kuning datang ke sebuah istana di jalan anggrek. Istana itu, sebagaimana orang satu rt tahu, adalah satu kucing. Tapi kemudian, justru kucing itu yang membuat semua penghuni istana berada di surga manusia.
Kucing itu seperti kucing di dalam dongeng dan menjadi impian setiap pemilik kucing. Sweet nature, mau dipeluk-peluk, nrimo ditendang-tendang, mau dikasih makan apa saja (kecuali jeroan yang selalu ditolaknya karena alasan kolesterol), mau menjaga seisi kerajaan dari kucing-kucing lain dan mampu melunakkan hati sang raja penguasa istana. Untuk pertama kalinya sang raja ikut peduli pada nasib sang kucing. Kucing itu lalu diberi gelar Mbah Bundel. Mbah untuk menunjukkan posisinya yang dianggap dituakan (padahal memang tua) dan Bundel karena buntutnya yang memang cuma segitu.
Di tempat kerja, Mbah Bundel juga membawa keceriaan meski orang sekantor tidak tahu betapa hebatnya Mbah Bundel. Nama itu terpasang di nama mesin kerja (komputer!) dan dikenal hampir semua orang.
Tapi Mbah Bundel memang misterius. Semisterius kedatangannya sendiri. Tepat dua tahun setelah ia menjadi bagian dari kerajaan itu, ia pergi begitu saja. Tidak ada mayat kucing, tidak ada berita kucing tertabrak kereta bermesin (mobil), tidak ada apapun untuk melacak keberadaan sang kucing. Bersamaan dengannya, ia membawa serta dua rekannya, kucing jantan lain yang wilayah kekuasaan bersebelahan dengannya.
Sang putri berpikiran dia mati dan ada pembunuhan berantai lepas di RT dan memburu kucing-kucing. Sang Ratu berpikir dia mati keracunan. Sang pangeran tidak peduli dan sang putri mahkota (me!) mencoba berpikir positif. Sang kucing sudah kembali ke planetnya karena sudah merasa tugasnya di kerajaan ini sudah selesai.
Bye Bye mbah bundel. You will always in our heart... wherever you are right now....