It's a Good Year....
Awal tahun 2006 dimulai dengan penemuan gue akan kucing di divisi tetangga yang sekarang sudah berubah menjadi divisi kantin.Dari keempat kucing itu, akhirnya hanya dua yang tetap bertahan hidup hingga sekarang, sempat menjadi ibu, dan akhirnya tidak melakukan apa-apa kecuali menimbulkan ketidakstabilan hidup dalam kehidupan rumah tangga pemungutnya. He..he...he...
Bulan Februari adalah bulan perubahan buat gue, karena akhirnya berani melakukan apa yang belum pernah gue lakukan sebelumnya. Berburu foto pembalap kesayangan gue, Alex Young, samapi akhirnya 'diusir' polisi. Sayangnya, kegembiraan awal tahun ini tidak bertahan lama lantaran terjadi perubahan kecepatan angin deadline di ruangan editor. Maka, dimulailah februari yang panas, diikuti maret yang panas dingin, dan april yang penuh badai.
April, bulan ulang tahun gue, tidak menyimpan banyak kejutan di sana. Kecuali kalau mau menghitung penemuan p.u.p di bangku sebelah gue di studio 21 dan keputusan irasional gue untuk membeli kasetnya Agumon (Agus Monica eh Agnes Monica) sebagai kejutan.
Setelah bercapek ria di bulan April, Mei menyimpan tambahan beban buat gue. Gue dikirim ke Semarang untuk ngebantuin promosi buku. Kalau itu belum cukup, situasi kantor semakin crowded dengan adanya keputusan untuk renovasi, membuat kantor gue menjadi labirin baru.
Juni adalah bulannya piala dunia. Sebagaimana manusia biasa yang dengan mudah dipengaruhi manusia lainnya, gue juga dengan mudahnya kena demam panggung eh piala dunia. Dengan mudah juga hal ini mempengaruhi semangat menulis gue.
Seusai demam bola selesai, Agustus menyimpan perubahan besar, bukan buat gue. Sepupu gue, akhirnya melepas masa lajangnya di Semarang. Menjelang September, gue dikejutkan atas keputusan bos gue untuk membuang gue keluar dari Indonesia. Berita-berita mengenai pengiriman gue ke Australia mulai santer terdengar, tapi tidak ada yang benar-benar pasti sampai akhir September.
Di Oktoberlah puncak perubahan hidup gue terjadi. Gue menjalani hidup yang sama sekali baru dan berbeda di Sydney. It's like God opening a totally new window for me. Ada banyak kejutan, tawa, dan juga air mata antara Oktober dan Desember. Tapi, ketika gue tiba di akhir Desember, gue merasa tersenyum mengenang masa-masa itu. Ada banyak hal yang memengaruhi pemikiran gue sekarang berkat perjalanan gue ke Sydney. Ada banyak hal di mana gue merasa menjadi individu yang lebih baik di sana. Dan yang lebih penting lagi, ada semangat baru yang ingin gue lakukan di tahun 2007 ini.
Looking back at my life in 2007, I could smile and say, "Yeah, it's a good year, after all."