The Day Dee Broke Her Promise (again....*sigh*)
Bukan janji besar, sih. Bukan janji menyelamatkan dunia atau janji melepaskan diri dari kecanduan terhadap something gitu. Tapi, tetap saja rasanya tidak enak mengingkari janji.
Janji itu adalah... janji menyelesaikan draft naskah novel gue. Haaa.....*tarik nafas lagi*
Sebenarnya ini adalah janji pada diri sendiri yang udah gue pasang gede-gede di situs multiply gue.
Benar-benar memalukan. Gue yang berkali-kali menyuruh orang untuk menyelesaikan naskah para penulis, ngamuk-ngamuk kalau naskah mereka gak kelar-kelar, tapi gue sendiri mengalami kesulitan menulis naskah.
Bukan menyelesaikan lho, lebih parah lagi menulis. Padahal apa coba masalahnya. Ide udah ada di kepala, komputer udah ada di depan mata... Duh..duh.. duh.... apalagi coba.
Mungkin ini penyakit lama gue, penyakit yang takut hasilnya gak sempurna. Padahal mana ada sih penulis yang sekali nyoret jadi masterpiece.
Apalagi kalau gue ngebaca karya yang lebih bagus dari gue. Duh, langsung mengkeret rasanya. Emang gak banyak banyak sih yang gue baca akhir-akhir ini. Paling Game of Thrones-nya George R.R. Martin. But still..... gue baca prolognya aja dan rasanya gue pengen begini:
Mungkin juga gue terlalu capai akhir-akhir ini. Tuntutan kerja makin tinggi. Ritme kerja makin naik, dan bos semakin panik lantaran bulan april udah di depan mata sementara buku nggak terbit-terbit juga. Saat pulang tuh badan gue pegel banget sampai pengen rontok rasanya. Mungkin kalau onderdilnya bisa diganti, bakal gue ganti kali.
Gue sempat memaksakan diri untuk menulis, tapi akhirnya yang gue tulis isinya sup laler ijo semua... haaaa.... menyebalkan sekali. Kalau sudah begitu pelarian gue cuma satu, nonton VCD. Iya, gue malah menghabiskan beberapa hari terakhir ini untuk nonton k-drama, Cat On The Roof. Iyalah, kan gue harus tahu drama yang sama judulnya dengan blog gue ini. Satu malam, gue bisa nonton 3 jilid, coba. Padahal kalau semua waktu itu dipakai untuk nulis, berapa banyak coba halaman yang bisa jadi.
Atau sebenarnya akar permasalahannya cuma satu: malas.