The Day Dee Broke Her Promise (again....*sigh*)

Bukan janji besar, sih. Bukan janji menyelamatkan dunia atau janji melepaskan diri dari kecanduan terhadap something gitu. Tapi, tetap saja rasanya tidak enak mengingkari janji.
Janji itu adalah... janji menyelesaikan draft naskah novel gue. Haaa.....

Sebenarnya ini adalah janji pada diri sendiri yang udah gue pasang gede-gede di situs multiply gue.
Benar-benar memalukan. Gue yang berkali-kali menyuruh orang untuk menyelesaikan naskah para penulis, ngamuk-ngamuk kalau naskah mereka gak kelar-kelar, tapi gue sendiri mengalami kesulitan menulis naskah.

Bukan menyelesaikan lho, lebih parah lagi menulis. Padahal apa coba masalahnya. Ide udah ada di kepala, komputer udah ada di depan mata... Duh..duh.. duh.... apalagi coba.

Mungkin ini penyakit lama gue, penyakit yang takut hasilnya gak sempurna. Padahal mana ada sih penulis yang sekali nyoret jadi masterpiece.
Apalagi kalau gue ngebaca karya yang lebih bagus dari gue. Duh, langsung mengkeret rasanya. Emang gak banyak banyak sih yang gue baca akhir-akhir ini. Paling Game of Thrones-nya George R.R. Martin. But still..... gue baca prolognya aja dan rasanya gue pengen begini:

Gue sempat memaksakan diri untuk menulis, tapi akhirnya yang gue tulis isinya sup laler ijo semua... haaaa.... menyebalkan sekali.


Atau sebenarnya akar permasalahannya cuma satu: malas.

