The Trip To Germany
But still I hope I will manage to do some nice around-the-city tour. They said that Amsterdam is one of the best spot in the world for backpackers. So I hope I will manage to do some nice trips without costing a lot of money.
I don't expect too much in Frankfurt. Since the bookfair last for three days, I will only have one day to do city browsing. Many website said that there are not a lot of things to see in Frankfurt (sadly!). I wish I have more than one day to explore Germany.
There is another plan to visit Paris. But up to this moment, there's no good omen. It's kinda hard to find seat to come home to Indonesia nowdays. And I don't want to push my luck. I hate unprepared trip. And I just don't want to waste money on something that I didn't well planned.
Update: It's just one day before leaving. No news about Paris' trip. Well, that's ok. ^_^
posted by dee @ 9:48 PM
Sunday, September 16, 2007
posted by dee @ 8:34 PM
Friday, August 31, 2007
posted by dee @ 6:12 PM
Friday, July 20, 2007 Labels: loser
posted by dee @ 7:38 PM
Sunday, July 15, 2007
posted by dee @ 9:11 PM
Thursday, June 07, 2007 Fresh and sexy, everyone has a secret desire for you to be around them. You seldom enjoy taking centre stage, but the party is never the same without you there. You are a supportive and exciting friend who guarantees laughter and good times. What Body Shop Product Are You? Labels: body shop
posted by dee @ 8:03 PM
Friday, June 01, 2007
posted by dee @ 8:06 PM
Lagu Anti Kangen Band
Saya bukan pendukung Kangen Band. Bahkan, selain namanya yang catchy noraknya, saya nggak memberi perhatian kepada mereka. Saya baru memberi perhatian 'agak' lebih setelah membaca berita ada rapper underground yang membuat lagu 'special' untuk Kangen Band.
Ini dia liriknya:kumuhon kau mengerti..
yo..
kumohon..
this is love song
kumohon…
specialy for kangen band a*****e
kumohon..
b***h
piece of s**t
bangsat
A****G LO SEMUANYA!
HAHA!
kau mengerti… kumohonnn kaummmmaaattttii
Mampus
Oke, siap bek again
This not lagu gembira (wot.. wot..)
lirik parah kuping bakalan bisa berdarah
Klik stop on your play kalau beda selera
paling enak hari gini kalo nyari-nyari perkara
Yo Amit-amit baru skali ini kejadian
Seumur hidup baru ada sampah jadi perhatian
You know kangen band yang personilnya udik?
If you like they are, you can suck my motherf**king d**k
Kasi tu k****l, sama kangen band
N*****t, n*****t sama kangen band
4x
Yo, check this, our kill (?) kangen band
Tai a****g yang lebi pantas jadi pengamen
Mereka adalah contoh kebodohan yang dipuja
Sama seperti saat pertama kali tenarnya Radja
Orang bilang bener kalo kalian tolol
Kayak gerombolan waria yang gak punya k****l
bahkan harga diri lebih rendah dari b**i
Jangan salahkan celaan datang bertubi-tubi
Grup band katro, ngetop dari CD bajakan
fer(?) (S**T! B***H!)
Jadi bahan tertawaan
Forgot (?) F**k Your Major Label
Kalo rep aja pasti banjir paksaan tuk battle
Tau diri! Lagu kalian kayak sampah
Pantas dapat hadiah berupa sumpah serapah
Umu(?) puitis bikin lagu sambil nahan nangis
Penyuka sesama jenis lo semua suka ngisap penis
Kasi tu k****l, sama kangen band
N*****t, n*****t sama kangen band
4x
Suara vokalisnya, itu kayak bunyi mencret
Mukanya ancur kayak tai diberakin kampret
Brenti jadi penyanyi lebih pantas jadi copet
Vokalis residivis najis kayak kutu kupret
Tai kucing! Sperti mereka harus dibasmi
Listen Hip-hop, men, YOU CAN TRUST ME!
Kangen band a****g memang harus dibunuh
Ntar gobloknya nular, orang bisa terpengaruh
Gue gak suka sama kangen band
SO WHAT GITULOH
Banyak yang suka sama kangen band
SO WHAT GITULOH
Fansnya kangen band ada baaanyak
SO WHAT GITULOH
Ngantri pengen gebukin gue
SO WHAT GITULOH
Mo ditangkep sama polisi
SO WHAT GITULOH
Gue dijeblosin ke penjara kek
SO WHAT GITULOH
***i don’t motherf**kin’ care…***
Kasi tu k****l, sama kangen band
N*****t, n*****t sama kangen band
4x
Wajar aja kalau nggak suka ama suatu Band. Ada beberapa band yang saya nggak suka, salah satu di antaranya J-Rocks. Saya nggak suka karena mereka nyontek abis gaya L'arc-en-Ciel, band Jepang kesukaan saya. Saya nggak suka karena mereka nggak punya identitas sendiri.
Kangen Band, meskipun dibilang orang norak dan kampungan, at least punya jati diri sendiri. At least, mereka jujur menampilkan apa diri mereka adanya. Kalau kemudian mereka berhasil, sukses, jangan salahkan mereka juga. Salahkan produser yang mau mendanai mereka. Salahkan juga masyarakat yang mau membeli album mereka. Mungkin itulah potret masyarakat kita (atau nggak sebagian dari masyarakat kita), masyarakat yang norak dan kampungan.
My Reminder.... It's coming closer than I think
Gue selalu punya masalah dengan jadwal. Atau lebih tepatnya, punya masalah dengan menepati jadwal. Meskipun deadline udah jadi semacam krupuk buat gue (gue hadapin terus setiap hari), tetap saja there's one tiny spot in my head yang ngomong ntar-ntar aja deh.
Dua deadline di bawah ini, mungkin merupakan salah satu yang paling penting buat gue tahun ini.
Create yours at BlingyBlob.com!
Create yours at BlingyBlob.com!
The Art of Losing
Saya nggak menang lomba menulis sayembara bobo. Lagi. Saya rasa mungkin karena gaya cerita saya beda banget dengan gaya Bobo. Dan mungkin kesannya terlalu adult. Well, ya udah. Ntar coba ke majalah lain aja.
Terus juga saya nggak ikutan lomba menulisnya Bango lantaran saya nggak mau bohong pada diri sendiri. Tema lombanya kan pengalaman yang menyenangkan di Festival Jajan Bango. Lah, gimana mau menyenangkan kalau mau beli aja pada ngantri semua? Bisa sih tipu-tipu dikit dan ngibul menganggap antri adalah bagian dari perjuangan.. bla..bla..bla... but somehow deep down inside, saya malas saja melakukan hal seperti itu. Meskipun duitnya lumayan gede.
Saya juga gagal di lomba menuliskan impian Caring Care. Bukan karena tulisan saya jelek (rasanya, sih) tapi lebih karena mimpi saya (mimpi menjadi seorang penulis) mungkin nggak begitu keren. Seharusnya saya menulis mimpi menyelamatkan dunia dari kelaparan aja kali ya.
Tapi ndak pa-pa. Saya rasa, kegagalan memberikan pelajaran lebih banyak daripada keberhasilan itu sendiri. Keberhasilan adalah akhir dari proses sementara kegagalan adalah pelajaran menuju proses keberhasilan itu. Lagipula, saya lagi berusaha positive thinking. Mungkin Tuhan sedang bersikap adil. Mungkin kalau saya menang salah satu di antara lomba itu, justru Tuhan yang nggak adil. Mungkin sebentar lagi saya akan memenangkan sesuatu yang lebih berharga. Apapun itu.
Lagipula saya nggak sendirian kok. Masih ada timnas kita yang kalah. Saya mencoba memposisikan diri saya seperti mereka. Mungkin kekalahan hanyalah pertanda. Pertanda kalau kita harus berjuang lebih keras. Pertanda kalau kita harus bersabar sedikit lebih lama untuk mencapai keberhasilan. Dan saya, juga seperti itu.
Saya Belajar Sesuatu Setiap Hari....
Kata kolega saya, selalu ada yang dipelajari editor setiap hari. Mulanya, saya nggak menganggap terlalu penting hal ini. Tapi lama-lama perkataannya ada benarnya juga. Seperti saat saya browsing bahan tulisan di Internet. Selalu saja saya end up di situs yang membawa pencerahan atau kalau kata pencerahan terlalu tinggi, paling tidak saya selalu belajar sesuatu yang baru sebagai seorang editor.
Misalnya ini. Salah satu naskah yang saya tangani menyebutkan nama Douwes Dekker. Tahu kan siapa Douwes Dekker? (please check your IPS SD book for reference) Waktu ngecek nama aslinya, saya bingung. Nama aslinya Douwes Dekker itu Eduard, Edward, Eugene, atau Edu Art? Apakah Dr. Danudirja Setiabudi ini sama dengan Multatuli? Soalnya kayaknya nggak mungkin banget keduanya sama lantaran keduanya hidup di zaman yang berbeda. Yang satu tinggal di zaman tanam paksa. Yang satu ada di zaman pergerakan.
Sedikit browsing di Wikipedia, saya menemukan bahwa ternyata Douwes Dekker (Dr. Danudirja Setiabudi) adalah cucu keponakan dari Douwes Dekker (Multatuli). Halaaah.... Jadi saudaranya Multatuli itu kakeknya Danudirja.
Tuh, saya jadi belajar sesuatu kan. Saya juga menemukan bahwa Multatuli itu dianggap sebagai sastrawan terbesar Belanda. Mungkin karena pengaruh tulisannya pada masa itu, meski kualitasnya diragukan. Oh, ya Multatuli juga menikah dengan istrinya (noni Belanda) di Purwakarta. Hmm... kalau dipikir-pikir Indonesia juga menyumbang 'kelahiran' sastrawan besar dunia. Walaupun dengan cara yang tidak mengenakkan. Topiknya tanam paksa, je....
Belanja Terus...
Kata hasil sebuah penelitian, 61% pembelanjaan yang kita lakukan itu tidak direncanakan. Artinya, jangan heran kalau lebih banyak orang yang membawa pulang barang-barang yang tidak dibutuhkan daripada yang tidak dibutuhkan.
Saya juga salah satunya. Meski enggan mengakui, saya bahkan termasuk orang yang tidak pernah membuat perencanaan kalau pergi ke toko. Satu-satunya perencanaan yang saya lakukan ya kalau saya iseng mau masuk. Bawa buku resep dan beli bahan yang dibutuhkan dalam resep. Tapi selain itu, he..he..he... ingin belanja apa.... bawa pulang apa...
Seperti kemarin malam. Saya sama sekali nggak niat belanja The Body Shop. Orang kebetulan aja letaknya Body Shop satu jalur dengan arah ke Fitness First (sapa suruh coba Body Shop ada di situ!) . Tapi begitu melihat paparan diskon di Body Shop, iman saya langsung rontok. Orang diskon gede-gedean sampai 50%, je!
Apa aja hasil belanja saya?
Hmm... let me see
Juba Perfume Oil
Lipstick
Masker
Africa Spa Butter Balm (tapi yang kecil)
Sebenarnya masih ada yang lain, tapi karena nggak nemu gambarnya di net, sengaja nggak saya sebutin. Lagipula, ntar ngeberatin situs.... ya, nggak? *alesan.com*
Tuh, nggak banyak, kan?
*Dijitakin orang sekampung*
Iseng-iseng, saya mencari quiz tentang produk body shop yang cocok buat saya. Ternyata memang ada.... sigh. Dan inilah hasilnya.
Dee is Doing Yoga
Baru sekitar dua minggu yang lalu gue tahu kalau di Fitness First ada kelas Yoga. So, biarpun duitnya lumayan menguras kantong, gue bela-belain ikut.
Ternyata? Hasilnya membuat gue menyadari bahwa badan gue super kaku. Kaki nggak bisa lurus banget. Paha gemetaran pas disuruh streching. Pokoknya, dibandingkan dengan yang lain, rasanya gue looser abis. Setengah mati gue ngikutin gerakan instrukturnya yang lumayan ganteng. (Heh..... apa hubungannya coba).
Meskipun demikian, gue tetap nggak mau berhenti. Di luar fakta bahwa instrukturnya ganteng, gue ngerasa badan lebih enak setelah latihan. Masih pegel-pegel di mana-mana sih (bahkan kemarin pergelangan kaki gue ketarik), tapi gue rasa itu karena badan gue nggak pernah dibawa olahraga aja, sih. Ntar juga bisa lebih baik. Apalagi latihan yoga kan nggak sehari dua hari jadi. Ibaratnya, kalau gue belajar nulis, gue baru belajar abcd. Nyusun kalimat aja belum bisa. So, sampai gue bosen ama instrukturnya (atau menemukan fakta bahwa dia gay... abis, kan cowok cakep kalau nggak menikah, gay, ya meninggal), rasanya gue bakal terus latihan.
PS: Tulisan ini adalah hasil semedi beberapa minggu yang lalu. Sekarang, setelah liat orangnya beberapa kali dan melihatnya cipika cipiki, entah kenapa derajat kegantengannya menurun. Lebih heran lagi, ternyata semangat Yoga gue belum juga menurun. Wow, gue enjoy yoga banget, ya.